Bertransaksi Di Pasar Valuta Asing
Pasar valuta asing memberikan peluang bagi pelaku pasar untuk melakukan jual beli valuta asing dan mengambil keuntungan dari perbedaan harga valuta asing. Siapa saja yang boleh ikut dalam transaksi di pasar valas? Seseorang tidak perlu menjadi seorang pakar keuangan untuk mengambil keputusan transaksi. Berkat kemajuan teknologi informasi, terutama internet, semua informasi sangat mudah diperoleh. Namun, banyaknya informasi yang tersedia tidak lantas menjamin keberhasilan seseorang dalam bertransaksi di pasar valuta asing
Bertransaksi di pasar valuta asing selain membutuhkan informasi yang akurat juga membutuhkan ketajaman analisis dan keberanian mengambil risiko. Bagaimanakah gambaran transaksi dalam pasar valuta asing tersebut?
A. Gambaran Transaksi di Pasar Valuta Asing
Kegiatan jual beli di pasar valuta asing merupakan kegiatan yang dilakukan di seluruh dunia dan dilakukan selama 24 jam setiap hari. Perubahan harga valas berlangsung dalam hitungan detik sehingga harus dipantau melalui jaringan internet yang online. Meskipun perdagangan berlangsung selama 24 jam setiap hari, tetapi kegiatan perdagangan berlangsung pada sesi sesi seperti pada jam kerja. Biasanya pedagang valuta asing menempati dealing room dan melakukan perdagangan antara jam 8 pagi hingga jam 5 sore waktu setempat.
Dealing room adalah suatu ruangan kerja yang khusus digunakan untuk melaksanakan transaksi valuta asing. Dealing room merupakan area yang terbatas mengingat jenis, jumlah transaksi yang besar, dan data-data transaksi yang penting terhadap kondisi bank sehingga tidak memberi keleluasaan bagi pihak yang tidak berkepentingan untuk memasuki ruangan ini Secara fisik, ruangan ini dilengkapi dengan sarana pendukung berteknologi informasi yang canggih dan siap dioperasikan 24 jam sehari serta mempunyai sistem komunikasi untuk transaksi yang dapat menjangkau counterparty (pihak lawan) domestik maupun internasional setiap saat. Oleh karena itu, dalam ruangan ini diperlukan sarana pelengkap serta sistem pengaman yang baik dan andal.
Pada setiap sesi perdagangan, seorang pedagang valas akan memulainya dengan melakukan briefing atau pertemuan sejenak dengan kapten dalam timnya. Pedagang valas akan merumuskan strategi dan taktik perdagangan dengan berdasarkan pada hal-hal berikut.
1. Closing Rate
Closing rate adalah kurs penutupan di pasar uang yang berada di belahan bumi lain. Closing rate ditutup pada setiap sesi perdagangan di pusat-pusat pasar valuta asing, seperti New York, Singapura, Hong Kong, London, dan Tokyo. Kurs penutupan harus dibaca sebagai sebuah kecenderungan atau gejala baru pada pasar valuta asing secara global.
2. Perkembangan Ekonomi dan Politik Terkini
Pedagang valas yang baik dapat memprediksikan perubahan mendadak yang terjadi setelah peluncuran berita penting mengenai situasi ekonomi di suatu negara. Contohnya, berita menyebutkan bahwa situasi ekonomi di Amerika Serikat meningkat sebesar 2% dibandingkan dengan tahun lalu, maka dolar akan menguat dan orang pun mulai membelinya. Akibatnya, nilai dolar akan mem baik karena mendadak terdapat peningkatan permintaan. Apabila pedagang mengetahui hasil pemberitaan mengenai harga, ia dapat memanfaatkan situasi ini untuk memperoleh keuntungan.
3. Next Exchange Position
Next exchange position adalah besarnya nilai tukar berikutnya dari suatu mata uang.
B. Kegiatan Utama Pasar Valuta Asing
Kegiatan di pasar valuta asing dapat terjadi karena adanya perbedaan berbagai kurs valuta asing di berbagai negara. Perbedaan tersebut akan selalu terjadi karena tiap-tiap negara memiliki sistem mata uangnya sendiri-sendiri dan berlakunya sistem mengambang bebas. Perdagangan valuta asing internasional juga disebut arbitrase internasional international arbitrage), yaitu perdagangan valuta asing sebagai suatu komoditas (barang) untuk mencari keuntungan dari perbedaan kurs di berbagai bursa valuta asing di dunia. Arbitrase merupakan proses memilih cara yang menguntungkan dalam membeli suatu mata uang, kemudian secara bersamaan menjualnya terhadap mata uang lain.
Jenis-jenis arbitrase dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Locational Arbitrage
Locational arbitrage adalah jenis arbitrase atau perdagangan valas yang dilakukan oleh para pedagang valas dengan membandingkan kurs antara dua tempat atau bank yang berbeda. Perbedaan kurs antara kedua tempat tersebut memberi peluang kepada arbitraser untuk mencari keuntungan dari selisih antara kurs jual dan kurs beli.
Pedagang valas tentu menginginkan keuntungan dalam transaksinya. Hampir semua pedagang memegang prinsip membeli dengan harga rendah dan menjual dengan harga tinggi. Apabila prinsip ini berhasil dijalankan, selisih antara harga jual dan harga beli akan menjadi keuntungan pedagang. Jual beli valuta asing dengan locational arbitrage dilakukan dengan membandingkan harga valuta asing di dua tempat. Setelah dibandingkan dan ternyata berbeda, pedagang akan melakukan dua langkah bersamaan sebagai berikut.
a. Membeli mata uang pada harga rendah di suatu tempat.
b. Menjual mata uang pada harga lebih tinggi di tempat lain.
2. Triangular Arbitrage
Triangular arbitrage merupakan jenis perdagangan valas yang dilakukan dengan membandingkan kurs pada tiga tempat yang berbeda. Triangular arbitrage juga harus dilakukan secara cepat sehingga membutuhkan jaringan komputer yang terkoneksi atau dapat diakses ke berbagai bursa valas internasional. Perhatikan ilustrasi triangular arbitrage berikut ini!
Seorang pemilik modal ingin melakukan triangular arbitrage. la menghubungi pialang valas untuk melakukan kontrak perdagangan valas pada salah satu bank devisa di Jakarta dengan nilai 100.000,00USD. Pialang valas menginformasikan besarnya kurs spot di tiga kota besar dunia, yaitu Paris (Prancis), Zurich (Swiss), dan New York (USA).
Apabila dihitung kurs silang di antara ketiga tempat tersebut, akan tampak perbandingan sebagai berikut
EUR/USD
(Paris)
=5
EUR/CHF
(Zurich)
= 3
CHF/USD
(New York)
= 1,33
Perbedaan kurs tersebut merupakan peluang bagi pemilik modal untuk mendapatkan keuntungan dengan melakukan triangular arbitrage. Namun, yang harus diperhatikan investor adalah ia harus memulai dari kota mana saja dengan ketentuan harus dilakukan searah jarum jam dengan cepat. Apabila dilakukan dengan urutan berlawanan arah jarum jam, investor akan mengalami kerugian. Sedangkan, apabila tidak dilakukan dengan cepat, maka akan ada dampak penyamaan kurs.
Tindakan yang harus dilakukan oleh pemilik modal dengan uang sebesar 100.000,00USD yang dimilikinya adalah meminta pialang valas untuk membeli EUR dengan kurs 1,38EUR per USD sehingga mendapatkan 138.000,00EUR. Kemudian, mata uang EUR tersebut ditransfer ke Zurich untuk membeli CHF seharga 0,82 per EUR sehingga investor akan mendapatkan 113.160,00CHF. Langkah selanjutnya, 113.160,00CHF ditransfer lagi ke New York untuk mendapatkan USD dengan kurs 0,90USD per CHF sehingga akan mendapatkan 101.844,00USD.
Berdasarkan ilustrasi tersebut dapat diketahui bahwa dengan modal sebesar 100.000,00USD, seorang investor mendapatkan pengembalian 101.844,00USD atau mendapatkan keuntungan 1.844,00USD. Keuntungan ini memang harus dipotong komisi untuk pialang dan biaya transfer.
3. Covered Interest Arbitrage
Covered Interest Arbitrage (CIA) merupakan cara meng investasi dana dengan memanfaatkan perbedaan tingkat bunga dan perubahan kurs valas. Pedagang valas berusaha mengambil untung dengan base currency tertentu membeli suatu mata uang asing dan secara bersamaan menjual futures (nilai ke depan) dari mata uang tersebut di pasar forward terhadap base currency-nya.
Pedagang valas yang ingin melakukan CIA harus mampu menjawab dua pertanyaan berikut. a. b. Mata uang apa yang harus dipinjam? Mata uang apa yang harus diinvestasikan
Pertanyaan tersebut tidak dapat langsung dijawab bahwa kita meminjam mata uang pada bunga rendah dan menginvestasikan pada bunga yang lebih tinggi karena tergantung pada mata uang yang kita pinjam dan mata uang yang diinvestasikan. Apabila mata uang yang dipinjam berbeda dengan mata uang yang diinvestasikan, maka harus dipertimbangkan besarnya kurs spot (saat ini) dan besarnya kurs forward (mendatang).
Ilustrasi cara kerja CIA sebagai berikut. Seorang pedagang memiliki US$1.000.000,00. ia memiliki data dan informasi keuangan sebagai berikut.
a. Spot rate: US$1,50 per GBP.
b. Forward rate 90 hari: US$1,49 per GBP.
c.Tingkat bunga di Amerika Serikat: 2%.
d. Tingkat bunga di Inggris: 4%.
Berdasarkan data tersebut, pedagang dapat melakukan CIA dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Mengonversikan US$1.000.000,00 menjadi GBP sehingga diperoleh US$1.000.000,00 x 1/1,50= 666.666,67GBP.
b. Menginvestasikan 90 dalam surat berharga bersatuan GBP dengan bunga 4% sehingga pada saat jatuh tempo diperoleh hasil:
666.666,67 GBP x 1,04 x 90/ 360 = 173.333,334 GBP.
c. Pada saat yang bersamaan dengan investasi tersebut, pedagang melakukan kontrak forward GBP dengan forward rate 1,49 per GBP sehingga diperoleh hasil sebesar 173.333,334 x US$1,49 = US$258.266,67.
d. Apabila pedagang melakukan investasi di Amerika Serikat, yaitu dengan tingkat bunga 2%, maka hasil yang diperoleh adalah US$1.000.000,00 x 1,02 x 90/ 360 = US$255.000,00.
Berdasarkan contoh tersebut, maka dengan me lakukan CIA pedagang memperoleh keuntungan sebesar: US$258.266,67 - US$255.000,00 = US$3.266,67.
Keuntungan tersebut diperoleh karena adanya perbedaan tingkat bunga di Amerika Serikat dengan di Inggris.
C. Analisis Pergerakan Harga Valuta Asing
Pedagang valuta asing akan selalu melakukan transaksi yang menguntungkan mereka. Dalam memutuskan apakah akan membeli atau menjual suatu mata uang asing, pedagang valuta asing akan melakukan analisis pasar untuk memprediksi perkembangan harga kurs setiap detiknya. Jenis analisis yang digunakan oleh pedagang valuta asing sebagai berikut.
1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan analisis yang dilaku kan dengan memperhitungkan kekuatan fundamental dari suatu negara. Setiap berita, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan ekonomi dapat menjadi faktor fundamental yang penting untuk dicermati. Pada dasarnya analisis fundamental dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut.
a. Faktor Ekonomi
Pedagang valas akan selalu mengamati per kembangan ekonomi suatu negara. Apabila perkembangan ekonominya baik, mata uang negara tersebut akan cenderung menguat. Contoh per kembangan ekonomi yang membaik adalah sebagai berikut
1) Naiknya pendapatan nasional.
2) Naiknya cadangan devisa.
3) Naiknya ekspor.
4) Naiknya keuntungan perusahaan-perusahaan.
5) Menurunnya angka pengangguran.
6) Naiknya produksi nasional.
b. Faktor Politik
Perkembangan politik suatu negara merupakan salah satu indikator untuk memprediksi pergerakan nilai tukar. Meskipun demikian, sangat sulit untuk mengetahui waktu terjadinya dan untuk menentukan dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar. Adakalanya suatu perkembangan politik berdampak pada pergerakan nilai tukar, tetapi adakalanya tidak membawa dampak apa pun terhadap pergerakan nilai tukar.
c. Faktor Keuangan dan Moneter
Para pengamat pasar valuta asing menyatakan bahwa tingkat suku bunga adalah penentu utama nilai tukar suatu mata uang, selain indikator keuangan lainnya, seperti jumlah uang beredar. Aturan umum mengenai kebijakan tingkat suku bunga ini adalah semakin tinggi tingkat suku bunga, maka semakin kuat juga nilai tukar suatu mata uang. Tingkat suku bunga yang dimaksudkan adalah tingkat suku bunga riil bukan yang nominal. Seorang trader akan bereaksi terhadap perubahan selisih tingkat suku bunga, bukan pada perubahan tingkat suku bunga secara individual.
d. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dapat membawa perubahan penting terhadap nilai tukar suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara dapat membawa dampak regional bagi perekonomian negara-negara yang berada di kawasan yang sama.
2. Analisis Teknikal
Pedagang valuta asing yang menganalisis secara teknikal menggunakan bagan (chart), trend line, level support, resistance, serta pola angka-angka dan analisis matematis untuk mengidentifikasi peluang trading.
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar