Dusun Sade, Dusun Tradisional Khas Lombok


Dusun Sade, Dusun Tradisional Khas Lombok

Sade termasuk salah satu dusun tradisional yang masih asli. Jumlah penduduknya tidak pernah berubah karena keluarga yang baru menikah harus membangun rumah di tempat lain, kecuali apabila mewarisi rumah orang tuanya. Dusun Sade terletak di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Warga Dusun Sade secara umum bermata pencaharian sebagai petani, pengrajin tenun kain ikat (khususnya para wanita), menganut agama Islam, serta terkenal dengan konsep 3 waktu/pokok (wetu telu) yang masih hidup dalam kesadaran budayanya, yaitu lahir, tumbuh, dan mati, seperti tercermin dalam konsep bangunan tangga rumah dan praktik salat tiga waktu (ajaran Islam wetu telu). Seiring perkembangan zaman konsep wetu telu telah tergantikan oleh konsep wetu lima, yang dibawa oleh ajaran agama mayoritas, yaitu Islam. Dusun Sade bisa dikatakan sebagai sisa-sisa kebudayaan Sasak Lama yang mencoba bertahan sejak zaman Kerajaan Penjanggik di Praya, Lombok Tengah, apabila dilihat dari wilayah yang masih mempertahankan adat-budaya Sasak. 

Dilihat dari pola dan bentuk bangunannya, sekitar 152 rumah di dusun ini relatif mempunyai bentuk sama. Ukuran rumahnya juga hampir sama, yaitu berukuran 7 x 5 meter. Rumah-rumah ini dibangun dengan menggunakan bahan bahan alami sebagai dasar kontruksinya, seperti dinding dinding rumah terbuat dari bambu dan atapnya terbuat dari rumbia. Yang lebih unik lagi, seluruh rumah di dusun ini menghadap Gunung Rinjani, yaitu sebuah gunung tertinggi di Pulau Lombok (3.676 m dpl). Arah hadap rumah ke Gunung Rinjani ini dikarenakan kepercayaan bahwa Gunung Rinjani dianggap sebagai tempat bersemayamnya roh-roh leluhur. Corak dan arah hadap rumah-rumah merupakan simbol yang menggambarkan warga Sade berinteraksi dengan lingkungannya.

Selain menyuguhkan bangunan-bangunan tradisional kepada wisatawan, Sade ini juga menawarkan keunikan lain, yakni hasil kerajinan tenun ikat. Para wanita di dusun ini adalah pelaku utama kerajinan ini, mereka tekun menenun menggunakan alat sederhana dan tradisional sehingga menghasilkan kain yang indah. Selain tenun, warga dusun ini juga menghasilkan beragam kerajinan aksesoris dan suvenir seperti gelang, kalung, gantungan kunci, dan lain lain. Aksesori-aksesori ini rata-rata bermotif cecak, hewan yang dianggap sebagai simbol keberuntungan.

Untuk menuju Dusun Sade sangatlah mudah. Apabila wisatawan menempuh jalur laut dapat berangkat dari Pelabuhan Bay Bali menggunakan kapal feri menuju Pelabuhan Lembar di Pulau Lombok. Perjalanan ini membutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk sampai di Pelabuhan Lembar. Setelah itu, wisatawan dapat melanjutkan perjalanan ke Kota Mataram dan langsung menuju Bandara Selaparang Mataram. Apabila perjalanan di mulai dari Bandara Ngurah Rai Denpasar akan memakan waktu 15 menit. Dari Kota Mataram (Terminal Mandalika), wisatawan dapat langsung menuju Praya (Ibu kota Kabupaten Lombok Tengah) menggunakan transportasi umum. Setelah tiba di Praya wisatawan bisa langsung menuju Dusun Sade dengan menyewa mobil atau ojek.

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar