Interaksi Sosial dan Proses Sosial


Interaksi Sosial dan Proses Sosial

a. Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi  sosial  merupakan  hubungan-hubungan  sosial  yang  dinamis menyangkut hubungan antara perorangan, antara kelompok dan kelompok manusia, atau antara perorangan dengan kelompok manusia  (Soekanto  dan Sulistyowati,  2014:56).  Interaksi  sosial  sangat  berguna  untuk  mempelajari banyak masalah dalam masyarakat. Interaksi sosial menyebabkan individu/kelompok saling memengaruhi satu sama lain sepanjang hidupnya. 

1). Syarat Interaksi Sosial

Syarat terjadinya interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi (communication).

a.  Kontak Sosial

Secara harfiah, kontak sosial berarti terjadi hubungan secara fisik. Akan tetapi, sebagai gejala sosial kontak dapat terjadi baik secara langsung (primer) maupun tidak langsung (sekunder).Terjadinya kontak sosial tidak hanya bergantung dari tindakan seseorang, tetapi juga berdasarkan tanggapan (respons) seseorang terhadap tindakan tersebut. Misalnya, ketika seseorang melambaikan tangan maka respons dari pihak lain yaitu membalas dengan lambaian tangan.

Selain  primer  dan  sekunder,  kontak  sosial  dapat  bersifat  positif  dan negatif. Suatu kontak sosial dikatakan positif apabila mengarah pada kesepakatan atau kerja sama. Adapun kontak sosial dikatakan negatif apabila mengarah pada pertentangan.

b.  Komunikasi

Arti terpenting komunikasi adalah seseorang memberikan tafsiran terhadap perilaku/informasi/berita kepada orang lain. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perilaku/informasi/ berita tersebut. Beberapa komponen dalam proses komunikasi sebagai berikut.

(1)  Sumber informasi/pengirim pesan (komunikator). 

(2)  Informasi/pesan yang disampaikan (stimulus).

(3)  Saluran/media.

(4)  Penerima informasi (komunikan).

(5)  Respons atau tanggapan dari penerima informasi.

Apabila dalam interaksi sosial salah satu komponen tersebut tidak terpenuhi dapat terjadi kegagalan dalam proses interaksi. 

2)  Ciri Interaksi Sosial

Ciri-ciri interaksi sosial menurut Charles P. Loomis sebagai berikut (Setiadi dan Kolip, 2011: 65-66).

(1) Terdapat komunikasi menggunakan simbol- simbol atau lambang. 

(2) Jumlah pelaku dua orang atau lebih.

(3) Terdapat tujuan yang akan dicapai.

(4) Terdapat  dimensi  waktu  meliputi  masa  lalu,  masa  kini,  dan  masa depan.

3).  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Interaksi sosial dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.

(1)  Simpati merupakan suatu proses ketika seseorang tertarik kepada pihak lain terkait perilaku atau penampilannya.

(2)  Empati merupakan kemampuan merasakan keadaan orang lain dan ikut merasakan situasi yang dialami atau dirasakan orang lain.

(3)  Imitasi merupakan proses meniru  sikap,  tindakan, tingkah  laku, atau penampilan fisik orang lain di lingkungan sekitarnya secara berlebihan.

(4)  Sugesti merupakan proses menerima sikap, pandangan, dan pendapat orang lain tanpa dipikir ulang. Kondisi tersebut dapat terjadi karena pandangan/pendapat berasal dari orang yang berwibawa, memiliki kekuasaan, dan diakui oleh masyarakat.

(5)  Motivasi merupakan dorongan, baik dari dalam diri seseorang maupun orang lain untuk melakukan tindakan.

(6)  Identifikasi   merupakan   kecenderungan   atau   keinginan   dalam   diri seseorang menjadi sama (identik) dengan pihak lain. Proses identifikasi bersifat lebih mendalam daripada imitasi. Dalam proses identifikasi tidak hanya perilaku dan penampilan luar yang ditiru. Akan tetapi, kepribadian serta sifat-sifat orang lain juga ditiru sebagai pedoman bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

4).  Jenis-Jenis Interaksi Sosial

Interaksi    sosial    yang    terjadi    dalam    masyarakat    heterogen    dapat menyebabkan   timbulnya   beberapa jenis   interaksi   sosial.   Adapun   jenis interaksi  sosial  tersebut  meliputi  interaksi  antara  individu  dan  individu, individu dan kelompok atau sebaliknya, serta kelompok dan kelompok.

1). Interaksi antara Individu dan Individu

Interaksi antara individu dan individu berarti individu menyampaikan informasi kepada individu lain. Dengan demikian, subjek dan objek interaksi sosial adalah individu.

2). Interaksi antara Individu dan Kelompok

Interaksi antara individu dan kelompok berarti individu berperan sebagai subjek/ komunikator dan kelompok berperan sebagai objek (komunikan).

3). Interaksi antara Kelompok dan Individu

Interaksi  antara  kelompok  dan  individu  berarti  kelompok  berperan sebagai subjek dan individu berperan sebagai objek.

4). Interaksi antara Kelompok dan Kelompok

Interaksi antara kelompok dan kelompok berarti kelompok berperan sebagai subjek dan kelompok lain berperan sebagai objek.

b. Proses Sosial

Hubungan sosial secara timbal balik dan transaksional mendukung terjadinya proses sosial. Proses sosial merupakan kegiatan interaksi sosial yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Proses sosial secara garis besar dibedakan  menjadi  dua  bentuk,  yaitu  proses  sosial  asosiatif  dan  proses sosial disosiatif.

1. Proses Sosial Asosiatif

Proses sosial asosiatif mengarah pada persatuan dan dapat meningkatkan solidaritas sosial antarindividu/kelompok. Proses sosial asosiatif dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a)   Akulturasi

Akulturasi merupakan proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian ataupun ciri khas kebudayaan asli. 

b)  Asimilasi

Asimilasi merupakan proses peleburan dua kebudayaan atau lebih yang berbeda  menjadi  satu  kebudayaan  baru.  Proses  asimilasi  mengarah pada hilangnya perbedaan di antara kebudayaan yang berbeda.

c)   Amalgamasi

Amalgamasi yaitu meleburnya dua kelompok budaya menjadi satu sehingga melahirkan kelompok budaya baru. Amalgamasi mempertegas hilangnya  perbedaan-perbedaan.  Proses  amalgamasi  biasanya dilakukan melalui pernikahan campuran.

d)  Kerja Sama (Cooperation)

Kerja sama yaitu suatu usaha ber- sama antara perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Bentuk- bentuk kerja sama sebagai berikut (Soekanto, 2002: 60).

a)  Koalisi (coalition) yaitu kerja sama dua organisasi politik atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama dengan bergabung menjadi satu. Jika kerja sama dilakukan atas dasar bagi hasil disebut patungan (joint venture).

b)  Tawar-menawar (bargaining) yaitu bentuk perjanjian mengenai per- tukaran barang dan jasa antara dua pihak atau lebih.

c)  Kooptasi  (cooptation)  yaitu  bentuk  kerja  sama  yang  dilakukan dengan cara menyepakati pimpinan yang ditunjuk mengendalikan jalannya organisasi/kelompok.

e)   Akomodasi

Akomodasi yaitu interaksi sosial antara individu dan  kelompok dalam upaya menyelesaikan suatu konflik/ pertentangan. Bentuk-bentuk akomodasi sebagai berikut.

a) Toleransi  yaitu  suatu  sikap  menghargai  perbedaan  dalam masyarakat.

b) Arbitrase (arbitration) yaitu upaya penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak yang bersengketa. Pihak ketiga dalam arbitrase adalah majelis arbitrase.

c)  Mediasi   (mediation)  yaitu   proses   pengikutsertaan   pihak   ketiga sebagai penasihat bersifat netral dalam penyelesaian suatu perselisihan. 

d) Ajudikasi    (adjudication)    yaitu    suatu    usaha    penyelesaian konflik/perselisihan melalui pengadilan (meja hijau).

e)  Stalemate yaitu keadaan yang ditandai adanya kekuatan seimbang dari kedua pihak yang bertikai sehingga pertikaian terhenti pada titik tertentu.

f) Koersi   (coercion)   yaitu   bentuk   akomodasi   yang   dilaksanakan menggunakan tekanan (pemaksaan) sehingga salah satu pihak berada dalam keadaan lebih lemah dibandingkan pihak lawan.

g)  Kompromi  (compromise)  yaitu  perundingan  secara  damai  antara kedua belah pihak yang bertikai untuk saling mengurangi tuntutan.

h)  Konsiliasi  (conciliation)  yaitu  usaha  mempertemukan  pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan melalui lembaga sosial sebagai usaha menyelesaikan perselisihan tersebut.

2. Proses Sosial Disosiatif

Proses sosial disosiatif merupakan interaksi sosial yang dapat menyebabkan perpecahan. Bentuk proses sosial disosiatif sebagai berikut.

a)   Pertentangan (Pertikaian/Konflik)

Pertentangan adalah suatu proses sosial ketika seseorang/kelompok dengan sadar atau tidak sadar menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan untuk mendapatkan keinginan/tujuan tertentu.

b)   Kontravensi

Kontravensi adalah upaya menghalangi dan menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain. Bentuk-bentuk kontravensi berupa gangguan, fitnah, provokasi, dan intimidasi.

c)  Persaingan / Kompetisi

Persaingan/kompetisi adalah suatu proses sosial yang dilakukan individu/ kelompok untuk memperoleh kemenangan secara kompetitif tanpa menimbulkan bentrok atau kekerasan fisik. 



source: modul belajar mandiri pppk ips sosiologi, Pembelajaran 2. Interaksi Sosial, kemdikbud

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar